Halo!
Memang telat untuk nyampein cerita tentang semester dua karena waktu cepat sekali berlalu. Cepat berlalu? Bukannya kita yang semena-mena sama waktu (?) Mengulur waktu bukannya bikin waktu jadi tambah panjang malah jadi semakin sempit, semakin menjadi waktu yang "Kok cepet banget udah semester 3?"
Memang semua proses yang dijalanin selama masih jadi mahasiswi semester 2 bikin semua hal jadi begitu cepat berlalu. Tanya kenapa? Waktu itu saya kebagian jadi PJ salah satu mata kuliah yang dibimbing oleh dosen yang hm... beda dari dosen kebanyakan. Udah beda umur, beda kepribadian, dan beda lain-lain lah. Jadilah saya ngumpat dalam hati gini,

"Cepet-cepetlah oi semester 3. Jangan betemu samo ibu ini lagi. Jangan jadi PJ-nyo lagi."

Dan hasilnya? Jengjeng... Kita memasuki semester 3. SKS per semester udah semakin sedikit, udah punya adek tingkat, udah semakin dekat dengan yang namanya 'pemikiran pembuatan judul' dan lain-lain.

Eit, sebelum membahas tentang semester tiga, saya mau mengevaluasi dulu seperti apa sih semester dua itu di mata saya. Yuk, ke paragraf berikutnya!

Jujur ya. Entah saya saja atau juga teman-teman seangkatan atau mungkin kakak tingkat atau juga adik tingkat yang ga sengaja mampir ke sini buat iseng baca, saya merasa kalau semester 2 itu lebih berat dari semester 1. -_____- yah, udah mata kuliahnya padet, praktek banyak banget ditambah semakin susah, pas libur ngurusin SP sama adik tingkat yang bakalan PPS (Pengenalan Program Studi) di Direktorat sama di Jurusan. Subhanallah banget deh. Tapi kalau ga gitu, kapan lagi coba kita ngerasain yang namanya manis fruktosa di ujung penantian (libur-pulang ke kampung masing-masing uyeeee).

Yang saya takutkan, nanti IP yang pas semester 1 aja udah kecil, jadi tambah kecil di semester 2 ini. Nah, kalau semester 2 ini aja udah turun IP-nya gimana nasib pas di semester ahir??????? Wallahu'alam bisshawab :')

1. Gizi Kuliner Lanjut
Ada dua ini. Teori sama Praktek. Untuk Teori dibimbing oleh bu Yuli dan bu Rohanta. Kalau praktik, dua dosen tadi ditambah bu Imel, bu Nurul, dan bu Manuntun. Intinya mata kuliah ini ngebahas tentang masakan, teknik memasak, teknik mengolah resep masakan dari seluruh dunia (kontinental, oriental, timur tengah, dan Asia lain).
Suasana praktikum GKL sewaktu presentasi masakan Oriental

Chocolate Cake - Paris ala kelompok dua
Kalau dibandingin dengan semester 2, memang enakan rasa masakan semester 1. Soalnya pas dengan lidah Indonesian. Tapi kalau teknik masak dan bahan, enakan masakan semester 2, yaa kadang bahan yang dibeli ga sesuai dengan resep tapi ga ngehalangin praktek yang berlangsung.
Sedikit cerita nih tentang ujian praktik kemaren. Saya dapet resep membuat steak dari Belanda atau Holland Beef Steak. Ga kebayang waktu itu muka saya kayak gimana soalnya ngeliat bentuk steak depan mata aja belum pernah apalagi nyicip. Nah ini disuruh masak steak yang sedemikian rupa. Jadilah anak yang ga gaptek alias gagap teknologi, saya manfaatin tuh youtube buat ngeliat proses terjadinya elah membuat steak. Trus, biar penampilannya menarik saya beralih ke google image. Kan berhubung waktu itu praktiknya lagi bulan Ramadhan, ya dosen dosen penguji pun liat penampilannya, kecuali dosen yang memang non-Islam sama dosen yang lagi 'dapet'.

Holland Beef Steak ala Siti Rizki Noviana
2. Gizi dalam Daur Kehidupan
Dibimbing oleh tiga orang dosen, bu Susi, bu Hana, dan bu Rusnelly. Sama kayak GKL, ada teori dan ada praktik. Gizi dalam Daur Kehidupan ini merupakan mata kuliah lanjutan dari Ilmu Gizi Dasar. Bedanya kalau IGD kemarin bahasannya tentang zat gizi makro dan mikro, kalau GDDK ini udah masuk sama aplikasinya ke dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari ibu hamil, ibu melahirkan, bayi, balita, anak-anak, remaja, dewasa, dan lansia. Tambahan juga ada gizi untuk atlet dan pekerja.
Susah? Memang susah. Saya yang merasa susah di awalnya karena harus berhadapan dengan kasus di setiap materi yang dosen sajikan. Tapi, yanig malah saya rasakan, setelah terlalu sering 'diasupi' kasus, saya semakin terbiasa. Terbiasa yang bagaimana? Terbiasa buka DKBM (Daftar Komposisi Bahan Makanan), pegang kalkulator, pegang hape buat browser menu, biasa nyusun menu, biasa salah tulis nilai gizi, biasa nulis berat kotor, berat bersih, dan BDD (Berat yang Dapat Dimakan). Karena biasa itulah, hidup semakin enjoy ngikutin alur GDDK mau kemana. Semakin semangat kalau dikasih kasus, (malah nagih, soalnya seru nyusun menu), ga gampang ngeluh, semakin ngehargai waktu (contohnya, kalau kasus dikasih hari kamis, malamnya udah rajin nyari kreasi menu buat di pasien yang ada di soal kasus), semakin lama semakin hapal nilai satuan energi dari setiap bahan makanan, dan lain sebagainya manfaat dari dikasih kasus terus menerus oleh dosen.

Pelajaran : Ambil aja deh hikmah di setiap perjalan hidup karena Allah ngasih sesuatu di hidup kita itu bukan sebuah kesia-siaan. Aada pelajaran, ada makna, ada kebahagiaan yang tersirat dibalik setiap kesedihan, dan ada kesedihan di cela kebahagiaan.

Kalau praktik kemarin, saya dapet kasus Vegetarian Pesco. Tau Vegetarian Pesco? Yaitu, vegetarian yang selain mengkonsumsi makanan dari sumber daya alam tumbuhan dan olahannya, juga menghadirkan ikan sebagai menu pengganti daging. Sempat percaya diri karena sewaktu menghitung kasus, rampung semua. Tapi ya ternyata pas praktik, masakan menjadi modal utama. Jadilah karena masakan saya tidak menarik, saya terpaksa mengulang. Sedih? Banget. Soalnya harapan untuk mudik cepat, jadi tertundakan :( hiks

3. Ilmu Pangan Lanjut
Sama kayak GKL dan GDDK, IPL juga memiliki teori dan praktik. Dibimbing oleh 3 orang dosen, pak Tono, bu Yuli, dan bu Terati. Hanya saja, karena bu Terati waktu itu sedang mengandung dan sudah minta cuti jauh-jauh hari sebelum persalinan, mata kuliahnya dipadatkan di awal dan ada beberapa mata kuliah digantikan oleh bu Yuli. Ilmu Pangan Lanjut merupakan kelanjutan dari Ilmu Pangan Dasar. Kalau di semester 1 kemarin ketemunya IPD dengan pengamatan organoleptiknya, kalau IPL lebih menekankan kepada proses pembuatan makanan atau olahan dari bahan yang pernah kita amati di semester 1.
Kayak bikin kerupuk, roti, sirup, nugget, abon, bakso, mie, bihun, telur pindang, dan lain-lain. Kesemua bahan olahan itu sudah dijadikan dalam sebuah modul IPL yang tinggal kami mempraktikkannya saja.
Ujian praktik kemarin, hasil koncangan saya, saya mendapatkan ujian praktik membuat abon ayam. Jadi gini sistematikanya. Bahan makanan mentah udah disediain di meja masing-masing tanpa tahu bakalan masak apa di sana, hanya lihat bahan mentah yang dominan dan dari bahan-bahan yang ada di atas meja. Jadi, yang ma ujian praktik ini harus belajar bener-bener. Baca modulnya. Tapi kalau sempet nanya temen, tanya aja. Trus, temen yang ditanyain juga jangan pelit ngasih tau yaaaa hihihi..
Awalnya sedikit menciut nyali dapet abon ayam, tapi yah apa daya inilah kenyataan, kalau ga dihadapin ya lari. Tapi, kalau lari, kita ga bakalan tau sampe sekarang kita bisa apa enggak. Dan akhirnya saya merebus daging ayam dulu. Sambil mengempukkan daging ayam di panci rebusan, saya pergi ke lab sebelah untuk numpang nimbang bumbu-bumbu (daun salam, gula merah, gula, garam, jinten, lengkuas) di atas neraca analitik dengan persentasi yang udah dibahas di praktikum sebelumnya.
Setelah matang, saya suwir-suwir daging ayam bagian dada itu sampai halus mungkin dan karena inilah yang membuat saya menjadi peserta ujian paling akhir karena selair menyuwir daging ayam yang banyaknya 500 g, pas menjadikannya abon - sampai kering - membutuhkan waktu yang sangat lama buat ngedapetin tekstur abon yang semi lembab. Tapi, berkat doa dan kerja keras, abon saya selesai x) hmm...
Sayangnya ga sempat difoto, karena teman-teman yang ga puasa keburu ngabisin abon saya dan ada juga yang sengaja dibungkus buat dibawa pulang ke rumah. Saya yang membuatnya pun belum merekan "Enak, Ko" yang dibilang mereka itu. Alhamdulillah, tapi ya hihihi

4. Ilmu Kimia Pangan
Yeeey, ketemu lagi dengan kimia. Yang dulu di semester 1 itu dikenal dengan mata kuliah Ilmu Kimia Dasar, sekarang ketemu dengan lanjutannya, KIMIA PANGAN !! Namanya aja Kimia Pangan, yang dibahas di dalamnya pun tentang zat gizi makro-mikro yang dianalisis dengan menggunakan berbagai tes. Tes Fehling lah, Tes Barfoed lh, dan lain-lain. Kalau di Kimia Pangan ini, kita disuruh menganalisis kandungan zat gizi di dalam makanan. Misal, menentukan kadar HCN di dalam singkong. Nah, Kalau misalnya kadar HCN di dalam singkong atau daun singkong tinggi, bakalan ada perubahan kertas yang digantung di bibir erlenmeyer. Ada juga menentukan kadar Iodium di dalam garam bermerk. Kalau kadar protein dalam ikan maupu susu biasanya bakalan ada gumpalanan putih di permukaan larutan itu. Dan tahukah kamu apakah yang menggumpal itu? Ya. ALBUMIN. Albumin merupakan protein yang menggumpal jika dipanaskan. Dan masih banyak lagi bahan makanan yang melalui proses uji kimia pangan. Kalau ditanya dapet apa pas ujian kemarin, saya dapet uji penentuan kadar albumin di dalam putih telur.

Dan ini sederet mata kuliah yang menunjang 4 mata kuliah di atas :
5. Ilmu Kesehatan Masyarakat
Membahas tentang penyebaran penyakit, tentang rule dan struktur kemenkes RI, jamban sehat, konsep sehat dan sakit, sejarah kesehatan dunia dan Indonesia, dan lain sebagainya.

6. Manajemen Dasar
Membahas tentang manajemen di dalam institusi, perencanaan jangka panjang dan jangka pendek, dan lain sebagainya.

7. Ilmu Komunikasi
Membahas tentan komunikasi verbal dan non verbal, unsur komunikasi, sejarah perkembangan komunikasi, advokasi dan negosiasi, dan lain sebagainya.

8. Bahasa Inggris Lanjut
Si Ichsan di awal semester sebelum ujian tengah semester, memberi kami tugas untuk mempresentasikan sebuah slide show tentang perkembangan ilmu pengetahuan. Saya yang tertarik dengan stop motion pun membahas itu di depan kelas, dan kebanyakan teman sekelas baru menyadari apa itu slide show dan aplikasinya di dalam setiap tontonan yang mereka tonton. Senangnya pas semua teman bilang "Ooooooh..." pas saya memberikan penjelasan dan contoh stop motion berupa beragam video. Yah, risiko peserta terakhir, jadinya saya menampilkan video agar teman-teman yang menyaksikan tidak mengantuk.
Kalau sesudah UTS, sir Ichsan memfokuskan kami dengan tes TOEFL . alamak susahnya woi -____-

9. Patologi Manusia Dasar
Membahas tentang penyakit. Karena gizi, pak Hotman memberikan materi yang bersangkutan dengan penyakit kelebihan dan kekurangan zat gizi makro dan mikro.

Nah, sekian untuk pembahasan di semester dua kali ini ^^
Terima kasih sudah menyempatkan waktu membaca karena waya tahu apalah arti tulisan saya ini. Hahaha...
Mumpun masih senggang, mumpun waktu belum disempitkan oleh tugas yang kadang kayak paceklik. ;)
Kalau ada yang nanya ada apa sih di semester dua? Ya, ga ada apa-apa, sih. :P :P

Sekian..Gommen kalau ada salah kata, maupun banyak, ataupun sedikit.. ^^/